Friday, January 26, 2018

Plurality In Academic Tradition

This study was conducted to reaffirm a general statement which declared the UIN as a smelting place. The intellectual ‘melting-pot’ was identified since the university was constructed with different academic traditions; derived from the pesantren tradition, originated from the Middle Eastern universities, and developed with the Western tradition. Therefore, this study seeks to explore how lecturers dealt with differences, in particular concerning the impact on students’ work.

As an attempt to answer a major question related to how lecturers dealt with differences in terms of different educational background, numerous studies have been used to guide the study: McKeown’s (2009) ‘first time effect’ theory, Burke & Stet’s (2009) identity theory, and Huxham’s (1996, 2005) collaborative theory. Furthermore, with the intention to examine collaborative efforts, Achinstein’s (2002) collaborative model was chosen and explored from a micropolitical perspective. Drawing on micropolitical theory, the author found that conflict, borders, and ideology, were at the center of issues related to collaboration and community learning and are underrepresented in research on teacher collaboration.

By investigating several theories related, this study has proven that the East-West tensions has been melted, although not entirely. The conflict amid community can still be traced from lecturers’ statement in which it is associated with the feelings of inadequacy and satisfactoriness in the individual when comparing themselves with one or both of the others. Moreover, the issues of insider and outsider status emerge as borders are still defined. Borders were created within and beyond the lecturers group which related as the nature of intrapersonal dimension. Lecturers remarked that they tend to be different with the others in terms of the placement of peoples and ideas. This is probably
an accurate assumption for saying that lecturers know or decide to believe is rely on their educational background. Last but not least, the third elements which identified related with the modification of their ideological stance in response to team teaching style

Detail
Penulis: Masayu Mashita Maisarah
Bahasa: Inggris
Tahun Terbit: 2017
Halaman: x + 238 hlm
ISBN 978-602-7775-81-7



Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Thursday, January 25, 2018

Proses Adopsi Konsumen pada Produk Pembiayaan KPR iB

Perkembangan model bisnis perbankan syariah dimulai sejak pendirian Myt Ghamr Bank di Mesir yang digagas oleh Dr. Ahmad El-Najjar pada tahun 1963. Di awal periode 1970-an dan 1980-an mulai berkembang di negara-negara Islam seperti Arab, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki. Perkembangan jasa keuangan bank syariah di negara-negara islam mengalami peningkatan dimulai dari mulai beroperasinya Islamic Development Bank (IDB) yang didirikan atas hasil keputusan sidang menteri luar negeri negara-negara OKI (Organisasi Konferensi Islam) dengan merubah sistem bunga mejadi sistem bagi hasil.

Kesepakatan antar negara-negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah adalah bertujuan untuk membangun tatanan sistem ekonomi berbasis syariah sebagai embrio melahirkan bank-bank syariah yang ada di dunia. Perubahan tatanan sistem ekonomi berbasis syariah yang berguna untuk melahirkan lembaga keuangan perbankan syariah juga dirasakan oleh negara Indonesia. Pemerintah Indonesia merasa penting untuk mendirikan lembaga keuangan perbankan syariah sebagai pilar pembangunan ekonomi untuk melayani mayoritas penduduk Muslim terbesar didunia ini.

Dukungan pemerintah Indonesia terhadap lahirnya perbankan syariah dimulai pada tahun 1992. Pada tahun ini, bank syariah di Indonesia pertama kali beroperasi untuk mendukung tatanan sistem ekonomi pemerintah Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Lahirnya Bank Muamalat Indonesia diharapkan menjadi Bank syariah pertama yang dapat mendukung tatanan sistem ekonomi Indonesia. Tujuan didirikannya Bank syariah adalah untuk memberikan manfaat sosial dan resiko transformasi likuiditas dari berbagai aktivitas perekonomian. Lembaga keuangan bank syariah di Indonesia sebagai bagian dari depository financial institution syariah yang berfungsi sebagai suatu badan yang bergerak di bidang keuangan yang membantu negara dalam penggerak pertumbuhan ekonomi.

Detail
Penulis: Lia Kian
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2016
Halaman: xii+ 192 hlm
ISBN 978-602-7775-61-9



Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis






Wednesday, January 24, 2018

Dasar-Dasar Memahami Ekonomi dan Muamalah Shariah

Setelah terbukti sistem ekonomi shariah kuat dari hantaman krisis ekonomi yang berkepanjangan. Kini sistem ekonomi shariah mulai dilirik. Para ekonom dan ilmuwan berusaha mengkaji sistem ekonomi shariah bahkan ekonomi shariah menjadi disiplin ilmu tersendiri. Uniknya lagi sistem ekonomi shariah yang diyakini prodak Islam, tidak hanya dipelajari oleh orang Islam, orang di luar Islam pun ikut serta melirik, bahkan menggunakan juga sistem shariah. Kata shariah di Indonesia terus bergulir, laksana air mengalir menembus keseluruh sendi-sendi kehidupan. Lebel-lebel shariah di Indonesia bermunculan di mana mana, walaupun menempel pada konvensional. Entah hembusan angin dari mana, begitu cepat kata shariah di Indonesia laksana peluru yang melesat dari senapan, cepat dan pasti menuju sasaran.
Kepercaraan masyarakat terhadap sistem shariah tidak diragukan lagi. Masyarakat yang sudah bertahun-tahun menaruh hati terhadap sistem konvesiol, sekarang mulai pindah kelain hati (shariah). Padahal tidak ada paksaan dari manapun untuk menggunakan sistem shariah. Namun kecenderungan kepada shariah semakin hari semakin kuat. Boleh jadi kondisi ini disebabkan sejarah sistem ekonomi shariah yang tangguh dihantam badai krisiss yang terjadi pada 1997. Pada tahun itu, krisis moneter melanda belahan dunia termasuk Indonesia. Hal ini berhimbas pada 16 Bank dilikudasi. Sementara Bank Muamalat yang menggunakan sistem shariah tetap berdiri kokoh. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi Bank lain.

Detail
Penulis: Dassaad dan Apipudin
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2016
Halaman: viii+ 96 hlm
ISBN 978-602-7775-64-0



Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Wednesday, January 17, 2018

Religiusitas dan Adversity Quotient

Dalam kehidupan, manusia dipastikan akan mengalami pelbagai kesulitan, ujian dan cobaan dalam hidup. Untuk mengatasi pelbagai kesulitan, manusia harus memiliki ketangguhan untuk mengatasinya. Karena, manusia tidak akan terlepas dari ujian hidup, baik itu ujian yang menyangkut keluarga, lingkungan kerja, ekonomi dan lain sebagainya. Sejatinya ujian adalah sunnatullah, dalam arti setiap manusia pasti akan menghadapi ujian selama hidup di dunia dan Tuhan telah memberikan jalan kebebasan pada manusia untuk menghadapi ujian tersebut berupa jalan keimanan maupun jalan kekufuran.

Kebebasan memilih jalan akan membawa konsekuensi pada tanggung jawab atas apa yang dipilih oleh manusia, karena pada dasarnya manusia telah dianugerahi oleh Tuhan berupa desain kejiwaan yang sempurna. Kompleknya permasalahan cenderung membuat manusia merasa frustasi. Kesulitan yang silih berganti menerpa dalam kehidupan, membawa konsekuensi pada struktur pribadi manusia, dalam arti sanggup atau tidaknya seseorang menanggulangi kesulitan, ujian dan cobaan. Manusia mampu menghadapi ujian karena Tuhan telah menganugerahkan beragam macam potensi, dengan anugerah tersebut idealnya manusia mampu untuk menghadapi ujian dengan baik. Karena ujian tidak hanya menghampiri pada hal-hal yang bersifat tidak menyenangkan, namun juga sebaliknya. Sebagai contoh adalah Qarun, pada saat miskin justru baik namun ketika berada di puncak keberhasilan dan kesuksesan malah gagal dan jatuh pada kekafiran. Dengan demikian, betapapun banyak permasalahan yang ada pasti dapat dilalui dengan baik sepanjang manusia memiliki jiwa yang kuat, akal sehat dan perasaan tawakal kepada Tuhan.

Betapapun besar cobaan ataupun kesulitan yang dihadapi pada dasarnya sedikit jika dibandingkan dengan potensi yang Tuhan anugerahkan kepada manusia. Idealnya, manusia bersyukur atas segala potensi tersebut dan dituntut untuk berjuang dan bersabar dalam mengatasi segala macam kesulitan, cobaan dan ujian. Seperti ujian berupa ketakutan, kegagalan, kekurangan harta dan jiwa, karena Tuhan akan memberikan petunjuk untuk mengatasi kesulitan serta petunjuk jalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini senada dengan Musawi, bahwa untuk menyingkirkan segala halangan, permasalahan dan kesulitan haruslah memupuk kesabaran serta menarik inspirasi dari sistem proses penciptaan.

Detail
Penulis: Eko Oktapiya Hadinata
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2015
Halaman: xiv + 220 hlm
ISBN: 978-602-7775-34-3


Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Tuesday, January 16, 2018

Pendidikan Agama dan Nasionalisme

Nasionalisme dalam perspektif sekolah Islam terpadu (SIT) adalah nasionalisme perspektif Islam atau theistic nationalism, dengan menggunakan pola paralesasi yang dalam praktek dan realitas empirisnya dalam konteks Indonesia sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, yaitu mengajarkan nilai-nilai luhur yang ada dalam sila-sila Pancasila, mengajarkan nilai-nilai demokrasi, mengajarkan toleransi dan persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sesuai dengan kekhasannya, penanaman nasionalisme dalam kurikulum SIT dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Alquran, As-Sunnah, maupun sirah nabawiyyah ke dalam kompetensi dasar (KD) dalam mata pelajaran Agama, PKn dan IPS yang mengandung muatan nasionalisme, serta melalui kegiatan pembinaan, pengembangan diri dan pembiasaan perilaku terpuji, seperti pelaksanaan upacara bendera, mengajarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu wajib nasional, peringatan hari-hari besar nasional (PBHN), serta meningkatkan peran serta dan inisiatif para peserta didik untuk menjaga dan membina diri serta lingkungannya melalui kerjasama dengan warga bangsa yang lain.

Penanaman nasionalisme dalam kurikulum pendidikan agama Islam di SIT dilakukan dengan memperkaya kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) yang mengandung wawasan perjuangan, kebangsaan, global, iptek, demokratis dan pluralis melalui pembelajaran yang komprehensif dan kontekstual tanpa mengorbankan prinsip-prinsip aqidah yang sudah jelas (qath‟i).

Detail:
Penulis: Heni Lestari
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2018
Halaman: viii + 223 hal
ISBN: 978-602-5576-07-2


Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Thursday, January 11, 2018

Aplikasi Teori Multiple Intelligences pada Sistem Manajemen Pembelajaran

Pendidikan bukan segala-segalanya tapi segalanya berawal dari pendidikan, makna kalimat ini berharap pendidikan menjadi solusi dalam pembangunan umat Manusia agar lebih berguna dan bermanfaat dalam kehidupan. Kondisi pendidikan saat ini belum menjadi jalan keluar yang tepat dalam memecahan persoalan hidup yang dihadapi umat. Hal ini disebabkan kurang tepatnya menggunakan kurikulum, metode pembelajaran, pengelolaan kelas dan pemberdayaan siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Alhamdulillah, pada saat banyak kekhawatiran para orangtua memilih sekolah yang berkualitas, lingkungan sekolah yang kondusif, guru-guru yang mengajar dengan cinta dan penuh kasih sayang serta menghargai semua peserta didiknya, kini Allah kembali hadirkan satu karya penting dalam dunia pendidikan dan pembelajaran dengan prinsip dasar bahwa semua anak adalah fitrah dan memiliki potensi yang harus segera ditemukan.
Suatu ciri kebesaran Allah adalah menciptakan mahluknya dengan khususan begitu pula setiap anak yang terlahir ke dunia memiliki kecerdasan dan bakat masing-masing karena diciptakan oleh Dia Yang Maha Sempurna. Namun terkadang kesempurnaan, kecerdasan, bakat yang dimiliki anak-anak kita kurang diberdayakan dengan cara yang tepat dilakukan oleh orang tua, guru dan lingkungan sosial dalam memberikan pendidikan dan
stimulus yang tepat.

Detail:
Penulis: Karim Santoso Masri
Bahasa: Indonesia
Bulan Terbit: Agustus 2016
Halaman: xxvi + 193 hlm
ISBN: 978-602-7775-51-0


Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Wednesday, January 10, 2018

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Pengembangan Budaya Agama

Model Pengembangan budaya keagamaan di sekolah yang dilaksanakan memberikan dampak pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, program budaya keagamaan yang dikembangkan sekolah memberikan dampak positip terhadap pembentukan akhlak mulia yang dapat terlihat dari refleksitas interaksi siswa sehari-hari dalam komunitasnya. Keberhasilan yang dicapai tersebut tidak parsial, tetapi integratif antara prestasi akademis, moral,  perilaku, ketrampilan dan kreativitas.
Kepala Sekolah terhadap pengembangan budaya agama selalu memberikan dukungan dan peneladanan dalam menjalankan manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel. Tugas pokok dan fungsi kepemimpinannya dilaksanakan dengan penuh dedikasi. Gaya kepemimpinan demokratis dengan pendekatan situasional dan kekeluargaan sangat berpengaruh terhadap dalam  Pengembangan budaya agama di SDN Pejuang VII Kota Bekasi. Hal tersebut tercermin dalam program-program yang dicanangkan oleh Kepala Sekolah secara kontinyu  dan penuh inovasi.Kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam berupa pembiasaan akhlak mulia (salam), yakni: budaya salam, doa sebelum dan sesudah belajar, shalat berjamaah, santunan anak yatim dan dhuafa, peringatan hari besar Islam, pesantren kilat dan buka puasa bersama, tuntas baca tulis al-Quran, pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh, serta mengikuti lomba akademik pentas PAI; sebagai wahana berkembangnya budaya agama di sekolah, senantiasa selalu mendapat dukungan dari seluruh warga sekolah terutama oleh Kepala Sekolah yang berperan sebagai pimpinan yang demokratis dan transparan dalam mendorong kegiatan keagamaan di sekolah.

Detail:
Penulis: Mukhlis
Bahasa: Indonesia
Tanggal Terbit: Desember, 2012
Halaman: xiv + 180 hlm
ISBN: 978-602-7775-11-4


Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Tuesday, January 9, 2018

Revitalisasi Pendidikan Karakter Keislaman dengan Whole School Development Approach

Pendidikan karakter  keislaman SMP An-Nisaa’  yang dikenal dengan sepuluh adab An-Nisaa’; yaitu: Damai, Syukur, Peduli, Jujur, Amanah, Disiplin, Kebersamaan, Rendah hati, Sabar, Ikhlas dapat terwujud dengan program regular siswa harian (iqrar pagi, sholat berjamaah, sholat dhuha, Tilawah/tahfiz), program regular siswa mingguan (upacara, senam, shalat jum’at, keputrian, pamong. Level sessi ), penambahan dan pengurangan nilai dengan  (lembar evaluasi sholat wajib dan lembar evaluasi shalat sunnah dan tilawah/tahfidz). Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor (1) Revitalisasi pendidikan karakter keislaman di SMP An-Nisaa’ Pondok Aren didasarkan pada pengembangan visi dan misi  yang  jelas dan luhur. (2) Pola pengembangan  pendidikan karakter keislaman di SMP Annisaa Pondok Aren menggunakan pendekatan whole school development approach (WSDA), yaitu pendekatan yang mengintegrasikan pengembangan Pendidikan karakter keislaman ke dalam seluruh aspek kehidupan sekolah.(3) Pendidikan karakter keislaman diintegrasikan dalam semua pembelajaran sehingga menumbuhkan tanggung jawab semua pendidik untuk mengembangkan karakter subjek didik. (4) Metode yang digunakan bersifat komprehensif, yaitu perpaduan dua metode tradisional  (inkulkasi  nilai dan keteladanan), dan dua metode kontemporer (fasilitasi nilai dan pengembangan soft skills) sehingga dapat mengatasi masalah  secara lebih tuntas. (5) Program pendidikan bersifat kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler sehingga intensitas pendidikan karakter keislaman  cukup tinggi. (6) Proses pendidikan melibatkan partisipasi orang tua (dibentuk Class Parent), guna membangun kerja sinergis antara lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat. (7) Pendidikan  karakter disertai pengembangan kultur lembaga pendidikan sehingga terjadi pembentukan habit berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral. 

Detail
Penulis: Saiful Umam
Bahasa: Indonesia
Tanggal Terbit: Januari 2013
Halaman: vii + 182 hlm.
ISBN: 978-602-7775-12-1



Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Monday, January 8, 2018

Pembaruan Pendidikan di Pesantren

Buku ini menunjukkan bahwa pembaruan pendidikan Pesantren dengan melakukan penyesuaian bertahap (evolutif) dan hati-hati (terencana). Dengan mengadopsi sistem kelembagaan modern, pada saat bersamaan tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai lembaga  pendidikan yang menekankan tafaqquh fi al-din sebagai benteng penjaga dan pemelihara paham ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah. Dengan mendesain sendiri materi-materi yang diajarkan dan madrasah dijadikan sebagai sistem yang dipergunakan untuk mengimplementasikan materi-materi tersebut. Bertahannya lembaga melakukan penyesuaian bertahap bahwa lembaga pendidikan tradisional  ini masih adaptif dengan kecenderungan sosio-kultural komunitas lingkungannya yaitu bahwa masyarakat adalah masyarakat religius dan tradisional maka lembaga pendidikan tradisional di samping madrasah modern tetap dipertahankan. Kebijakan hati-hati (terencana) bahwa penguasaan kitab kuning dan ilmu keagamaan tetap menjadi major yaitu 70% dalam kurikulum di samping itu juga,  tradisi dan norma yang ada melestarikan karisma kiai.

Detail:
Penulis: M. Ali Sibram Malisi
Bahasa: Indonesia
Tanggal Terbit: Januari 2013
Halaman: xiv + 346 hlm
ISBN: 978-602-7775-10-7


Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Friday, January 5, 2018

Budaya Toleransi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam upaya menanamkan nilai-nilai toleransi pada peserta didik, proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan diimplementasikan melalui beberapa cara, yaitu: pertama, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pendekatan ini menitik beratkan pada peserta didik sebagai subjek pendidikan. Dalam hal ini, peserta didik  menghubungkan antara realitas kehidupan yang sesungguhnya dengan materi pembelajaran untuk kemudian secara bersama-sama mencari solusi untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (contextual teaching learning). Selanjutnya, peserta didik berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru sehingga  mampu membangun pengetahuan mereka sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik bukan dari informasi yang diberikan oleh guru semata, melainkan dari proses menemukan dan mengkonstruksi sendiri (konstruktivisme) yang dilandasi sikap terbuka dalam memandang perbedaan di sekitarnya (inklusif) untuk bertindak secara demokratis, dan memiliki simpati dan empati terhadap sesamanya (humanis). Pengetahuan yang sudah ada akan terus diperbarui melalui sarana Information and Communication Technology (ICT) yang semakin mudah dan murah. Sehingga peserta didik menjadi kaya dengan ilmu pengetahuan, namun tetap dalam koridor agama.
Kedua, metode pembelajaran berbasis toleransi. Ketepatan penggunaan suatu metode oleh guru akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam prakteknya, guru PAI di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan tidak puas hanya dengan menggunakan satu jenis metode pembelajaran saja. Selain selalu  menerapkan metode pembelajaran yang tepat, metode pembelajaran berbasis toleransi memberikan kebebasan kepada siswa untuk aktif terlibat secara intelektual-emosional dalam menganalisis dan merumuskan nilai-nilai baru untuk kemudian diinternalisasikan melalui pembentukkan nilai dan sikap sehingga melahirkan gagasan-gagasan baru.
Ketiga, ekstrakurikuler berbasis toleransi. Kekurangan jam tatap muka di kelas bukan lagi menjadi penghalang bagi guru PAI di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) guru dapat mengembangkan pembelajaran agama dengan membuat jadwal tambahan jam mengajar melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang didesain dan disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa.
Materi ekstrakurikuler keagamaan disusun dan diarahkan oleh guru PAI di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan dengan memperhatikan minat dan kebutuhan siswa dengan tetap berkomitmen untuk terciptanya keharmonisan di dalam kehidupan lingkungan sekolah.

Detail
Penulis: Abdul Fatah
Bahasa: Indonesia
Tanggal Terbit: September 2012
Halaman: x + 160 hlm
ISBN: 978-602-7775-03-9



Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Thursday, January 4, 2018

Mungkin Segalanya Mungkin: Otobiografi Suwito

Maksud utama penerbitan otobiografi ini adalah untuk introspeksi. Oleh karena itu saya lakukan lebih cepat dari kebiasaan orang menyusun biografi. Bukan untuk berbangga tetapi sebaliknya untuk membuat diri saya malu terhadap diri sendiri dan dengan harapan agar saya dapat melakukan perubahan menjadi yang lebih baik untuk masa mendatang. Untuk para kolega yang telah memberikan apresiasi beberapa hal yang telah saya perbuat selama ini, saya mengucapkan banyak terima kasih yang tidak terhingga. Pada dasarnya orang yang mengetahui diri saya adalah saya sendiri. Penampilan luar saya yang mungkin banyak dinilai positif oleh para kolega semoga tidak menjadikan saya sombong/takabbur karena hal itu hanya fatamorgana. Masih banyak hal yang harus saya perbaiki sebagaimana keluhan dan renungan saya pada buku ini.

Detail:
Penulis: Suwito
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2016
Halaman: lviii + 392 hlm
ISBN: 978-602-7775-38-1


Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Get on Google 

Play (Button via NiftyButtons.com)

Wednesday, January 3, 2018

Pengembang Islam dan Budaya Moderat

Pengembang Islam dan Budaya Moderat
Pak Harun merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan UIN Syarif Hidayatllah, Jakarta. Betapa tidak, beliau adalah guru besar yang sekaligus menjabat Rektor untuk waktu yang sangat panjang sejak 1973 sampai 1984, dan banyak melakukan reformasi akademik, tidak hanya kurikulum dan pembelajaran, tetapi juga melakukan perubahan paradigma kajian keagamaan normatif menjadi empirik, dan kajian tariqah ahlu al hadis menjadi tariqah ahlu al-Ra’yi bahkan tariqah al jam’an (aliran konvergensi yang mencoba memadukan antara dua aliran ahlu al-hadis dan ahlu alra’yi), dengan pendekatan komprehensif mengkaji seluruh aliran dan pemikiran, dianalisis dan disimpulkan. Dengan demikian, para mahasiswa memiliki kesempatan yang sangat besar untuk melakukan kritik terhadap berbagai pemikiran dan implementasi keagamaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, sehingga mereka terhantarkan untuk menjadi orang-orang terbuka dengan perbedaan, dan mampu beradaptasi dalam keragaman, dengan tetap memiliki satu keyakinan akan kebenaran yang dianut mereka.

Sosok Pak Harun sangat fenomenal,dan gerakan reformasi akademiknya sangat dirasakan oleh para mahasiswanya, sehingga kemudian, para penerus beliau menyebut kampus UIN Jakarta sebagai kampus pembaharuan, yang semua mahasiswanya harus berpandangan terbuka untuk melakukan pembaharuan, tidak saja dalam pemikiran dan sikap keberagamaan, tapi juga dalam sikap sosial dan professional mereka. Sikap reformis akhirnya menjadi identitas untuk semua alumni UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, sehingga mereka bisa diterima dalam berbagai profesi, baik inline dengan keahlian program studinya maupun tidak. Ciri keberagamaan yang inklusif tersebut, telah mampu menghantarkan para alumni untuk bisa diterima dalam berbagai kelompok sosial, etnik dan agama yang berbeda, serta mampu beradaptasi dengan siapapun di dunia. Disadari atau tidak, itu merupakan salah satu jasa besar dari Pak Harun yang mengubah paradigma kajian keilmuan keagamaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Detail:
Penulis: Suwito, Abdul Gani Abdullah, dkk
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2016
Halaman: xxii + 222 hlm
ISBN: 978-602-7775-55-8



Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Tuesday, January 2, 2018

Hermeneutika Penafsiran Ayat-ayat Kalam dalam Tafsir al-Manar



Manusia merupakan subjek dalam memberikan makna dari setiap teks, wacana ataupun symbol sehingga ia mampu menerjemahkan realitas dan fenomena melalui konstruksi dan cara berfikir yang dasarkan pada ceriminan dari sebuah system interaksi dari sebuah perwujudan realitas. Kemampuan manusia mampu berinteraksi dengan symbol dan atau hasil dari sebuah kebudayaan membuka peluang pemaknaan dan tanggapan yang berbeda antara sesama manusia yang tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan pendapat.

Kemudian, perbedaan pendapat disebabkan oleh bangunan atau tinjauan metodologis yang bersumber dari pengarang itu sendiri, teks dan pembaca yang dikondisikan oleh situasi historis. Ibarat ‘irab dalam ilmu nahwu (gramatika bahasa Arab) akan berubah-ubah tergantung pada situasi historis (‘amil) yang mempengaruhinya (memasuki). Sebab itu, situasi histori dan mitologi turut mempengaruhi makna, baik ditinjau dari pengarang, teks atau pembaca.

Lalu, bagaimana konsep pemaknaan kaitannya pada teks suci, dalam hal ini al-Qur’an. Penafsiran al-Qur’an dengan hermeneutika tentunya memiliki batasan-batasan sehingga tidak absurd dan tetap terjaga keluhurannya sebagai teks suci. Tidak sepuasnya seperti Roland Barthes yang mematikan pengarang (the death author), atau Derrida dengan dekonstruksinya memberikan ruang kebebasan imajinasi tanpa batas sehingga makna terkesan ganda dan bisa jadi saling bertentangan. Sebab itu, penerapan konsep hermeneutika dalam al-Qur’an mendapat beberapa tanggapan dari para intelektual muslim, baik yang setuju ataupun tidak. Namun, dalam bingkai alasan yang sama, yaitu kehati-hatian.

Detail:
Penulis: Ma’shum Nur Alim
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2017
Halaman: xii + 124 hlm.
ISBN: 978-602-7775-88-6



Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







Buku ini dapat di google book Play Store
Get on Google Play (Button via NiftyButtons.com)


Kematangan Spiritual dan Kompetensi Toleransi: Menakar Peran dan Tantangan FKUB DKI Jakarta

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dibentuk berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8...