Friday, July 12, 2024

Jalan Pulang: Konsep Taubat dalam Cahaya Al-Qur'an

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba kompleks, manusia seringkali terjebak dalam lingkaran dosa dan kekhilafan. Meski kita berusaha menjadi pribadi yang terbaik, tak seorang pun luput dari kesalahan. Namun, Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam kemurahan-Nya telah memberikan jalan keluar bagi umat manusia untuk kembali ke jalan yang lurus: taubat. Inilah jalan pulang bagi mereka yang tersesat, sebuah peluang untuk memulai lembaran baru dalam kehidupan.

Buku "Jalan Pulang: Konsep Taubat dalam Cahaya Al-Qur'an" hadir sebagai obor penerang dalam perjalanan menuju taubat yang sebenarnya. Karya ini merupakan buah renungan mendalam dari seorang tokoh yang mencurahkan hidupnya dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran AlQur'an. Dengan gaya bahasa yang indah dan penuh hikmah, penulis mengupas konsep taubat secara menyeluruh, mulai dari definisi hingga implikasi spiritual yang mendalam.

Melalui buku ini, pembaca akan memperoleh pemahaman yang utuh tentang hakikat taubat dalam Islam. Taubat bukanlah sekadar permohonan maaf yang dilontarkan secara verbal, melainkan sebuah proses transformasi jiwa yang mencakup penyesalan mendalam, peninggalan dosa, serta tekad kuat untuk tidak mengulangi kesalahan di masa mendatang. Penulis dengan bijak menekankan bahwa taubat yang sejati bukan hanya persoalan lahiriah, tetapi juga merupakan perjuangan batin yang membutuhkan kesungguhan dan keikhlasan.

Secara keseluruhan, "Jalan Pulang: Konsep Taubat dalam Cahaya Al-Qur'an" merupakan sebuah karya yang luar biasa dalam memaparkan salah satu konsep fundamental dalam ajaran Islam. Buku ini tidak hanya menawarkan pemahaman yang mendalam tentang taubat, tetapi juga menjadi pendorong bagi pembaca untuk menapaki jalan spiritual menuju perbaikan diri dan pendekatan yang lebih dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Melalui buku ini, kita diingatkan bahwa pintu taubat selalu terbuka bagi siapa saja yang menginginkan kedamaian dan kebahagiaan sejati dalam kehidupan.

Detail:
Judul: Jalan Pulang: Konsep Taubat dalam Cahaya Al-Qur'an
Penulis: Abdul Ghofur
Editor : -
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2024
Halaman: viii + 72; ukuran buku 14 x 20,5 
ISBN: 978-623-5448-xx-x

Monday, June 24, 2024

Pendidikan Keluarga dan Bimbingan Keluarga Sakinah

Keluarga sebagai wahana Pendidikan utama dan pertama telah dimaklumi oleh sebagian masyarakat, demikian pula ibu rumah tangga sebagai pendidik pertama dan utama telah pula diketahui.

Oleh karena itu ibu, bapak, dan orang dewasa lainnya yang berada dalam lingkungan rumah tangga tersebut harus benar-benar mampu memanfaatkan posisi sebagai wahana pendidikan dan sebagai pendidik pertama dan utama itu.

Untuk maksud tersebut di samping harus gigih melaksanakan kegiatan pendidikan dan kependidikan, harus pula menata diri, harus senantiasa mengupayakan agar situasi dan kondisi keluarga, termasuk lingkungan (environment) benar-benar kondusif.

Kondusifitas keluarga itu sering diindikasikan dengan Keluarga Sakinah, kondisi tersebut telah menjadi idaman bahkan telah menjadi suatu gerakan. Keluarga sakinah menghajatkan agar masing-masing pribadi dalam lingkungan keluarga itu benar-benar menjadi teladan (uswah) serta benar-benar diakui dan ditiru oleh sekalian anggota keluarga lainnya. Parameternya pun jelas, yakni islamiy, mawaddah, rahmah, dan sakinah.

Detail:
Judul: Pendidikan Keluarga dan Bimbingan Keluarga Sakinah
Penulis: Dr. Arifuddin Uksan, S.Ag., M.Ag.
Editor : dr. Arina Nur Laila
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2024
Halaman: vi + 124 hlm .; ukuran buku 14 cm x 21 cm


Wednesday, June 19, 2024

Pendidikan Agama Islam Berbasis Pesantren

 Pendidikan Agama Islam Berbasis Pesantren: Pendidikan Kontra Radikalisme dan Intoleransi


Arti pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan merupakan unsur yang terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan menjadikan tolak ukur peradaban manusia. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas hidupnya, semakin rendah pendidikan seseorang, maka semakin rendah pula kualitas hidupnya. Pendidikan ada 2 yaitu pendidikan formal dan nonformal, terutama pendidikan agama. Proses pembentukan karakter dapat melalui interaksi manusia dilingkungannya, disekolah, dimasyarakat dan dirumah.

Konstruksi pendidikan agama Islam dalam tiga disiplin ilmu yaitu fiqih, tasawuf dan tauhid adalah objek kajian dalam pendidikan agama Islam. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi untuk membentuk masusia yang dapat memahami dan mengamalkan petunjuk agama. Nilainilai Akhlakul Karimah dan budi pekerti luhur merupakan perwujudan Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan sikap toleransi berbasis Pesantren.

Radikalisme dan intoleransi, merasa benar sendiri yang lain salah, sikap mencaci maki, menghina, membenci, menghibah, memfitnah adalah indikator penyakit tasawuf yang harus dihindari. Pendidikan Agama Islam sebagai solusi untuk membangun karakter manusia yang dapat menghormati, menghargai serta bersikap kasih sayang kepada seluruh makhluk Allah. Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam mendeskripsikan motif kekerasan agama yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang mengatasnamakan agama untuk melakukan kekerasan. Salah satu pesantren yang menerapkan pendidikan kontra radikalisme dan intoleransi adalah pesantren Al-Karimiyah Sawangan Depok.

Detail:
Judul: Pendidikan Agama Islam Berbasis Pesantren: Pendidikan Kontra Radikalisme dan Intoleransi
Penulis: Ari Pratama Putra
Editor : -
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2024
Halaman: viii + 246 hlm .; ukuran buku 25 cm x 18 cm
ISBN: 978-623-5448-69-5


Wednesday, June 12, 2024

Pendidikan Bagi Perempuan Menurut Badiuzzaman Said Nursi

Masa depan bangsa sangat bergantung pada pendidikan1 bagi perempuan, karena perempuan adalah guru pertama bagi anak-anak. Keberhasilan perempuan mendidik anak-anaknya akan mempengaruhi nasib suatu bangsa. Mengingat, pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan sangat penting bagi manusia karena dengan mendidik manusia dapat belajar menghadapi alam semesta untuk membuatnya tetap hidup. Islam sangat menekankan pentingnya pendidikan, karena status pendidikan manusia tidak akan berakhir sampai akhir usia manusia. Tidak hanya pendidikan namun Islam juga menempatkan posisi dan martabat kaum perempuan dengan kedudukan yang tinggi dan penting, sehingga disepakati oleh para ulama sebagai ketetapan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa.

Mengapa pendidikan perempuan penting? Karena sebenarnya perempuan sebagaimana laki-laki yang berhak mendapatkan pendidikan. Lewat pendidikan, perempuan akan mampu mengembangkan potensi dirinya agar mampu hidup lebih baik. Terlebih, ialah sosok yang akan memberikan didikan pertama bagi anak yang lahir dari rahimnya. Sudah banyak yang mengetahui bahwa perempuan yang memiliki seorang anak akan berpengaruh pada pikirannya dan emosinya, artinya pendidikan ibu terhadap anaknya telah terjadi semenjak dalam kandungan. Maka jika seorang ibu tidak mendapatkan pendidikan dengan benar, lalu bagaimana ia akan mendidik anak-anaknya dengan baik? Sehingga dari sinilah muncul argumen, bahwa dalam tradisi Islam kedudukan pempuan sangat dihormati sebagai seorang ibu. Hal ini merupakan kezaliman apabila membiarkan mereka tidak bisa mengembangkan potensi negara juga bertentangan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. Pendidikan bagi perempuan menjadi semakin penting apabila dilihat dari fungsi dan tugasnya, baik dalam ranah domestik (rumah tangga) maupun publik (masyarakat).

Pendidikan perempuan dari perspektif Badiuzzaman Said Nursi telah menemukan beberapa variabel baru dari penulisan sebelumnya, seperti konstruksi konsep pendidikan perempuan ditinjau dari ruang lingkup; Asas Badiuzzaman Said dan tujuan yang dituangkan dalam gagasan Nursi menekankan pendidikan perempuan merupakan langkah kongkrit untuk menciptakan peradaban yang beradab dan kasih sayang terhadap sesama dan alam semesta. Untuk itu, identitas seorang wanita muslimah harus mengamalkan tiga komponen prinsip utama, yaitu: prinsip iman, prinsip hijab dan prinsip cinta. Kemudian mengkonseptualisasikan tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan perempuan. Tujuan pendidikan wanita secara umum yang disampaikan oleh Badiuzzaman Said Nursi adalah menciptakan kondisi yang baik dan saleh berdasarkan konsep-konsep pendidikan al-Qur’an dengan landasan pentingnya iman dan tauhid. Said Nursi berkeyakinan bahwa tujuan pendidikan bagi perempuan secara khusus mencakup tiga aspek: pendidikan Adab, pendidikan akhlak dan pendidikan cinta. Ketiga tujuan tersebut selalu menjadi dasar utama “Qur’an” dan hadits.

Detail:
Judul: Pendidikan Bagi Perempuan Menurut Badiuzzaman Said Nursi
Penulis: Adhnan Romdhon Tri Indarto
Editor : -
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2024
Halaman: xiv + 120 hlm .; ukuran buku 20.5 cm x 14.5 cm


Thursday, May 30, 2024

Gerakan Konservatisme Islam Lokal di Sumatera Barat Pasca Orde Baru

Konservatisme agama telah menjadi kekuatan sosial dan politik yang signifikan di berbagai belahan dunia. Dalam perkembangannya, konservatisme agama telah menjadi fenomena global-internasional yang terjadi di banyak negara, baik yang terjadi di dunia muslim, maupun negaranegara non muslim. Di dunia muslim hampir semua agama termasuk agama yang diakui negara (state recognized religions) yaitu Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghuchu mengalami penguatan konservatisme agama. Di negara muslim seperti Turki konservatisme agama terjadi dalam bentuk politik berbasis pada populisme-konservatisme baik yang terjadi pada tingkat masyarakat maupun negara. Di Mesir konservatisme islamisme terjadi dalam bentuk aktivitas kelompok Islamis konservatif menentang rezim nasional-sekuler dengan mengedepankan narasi-narasi anti Barat dan sekuler. Sementara kawasan Timur Tengah dan wilayah utara Afrika (Middle East and Nort Africa (MENA) konservatisme agama telah lama dipraktikkan dengan cara menolak ide-ide progresif, moderat, liberal, emansipatoris, humanis, demokrasi kesetaraan gender.

Perkembangan konservatisme yang terjadi di dunia muslim konservatif dalam beberapa dekade terakhir telah terorganisir dengan lebih baik, sehingga memiliki pengaruh yang cukup penting dalam ranah politik. Sumaktoyo (2019) menggambarkan serta membandingkan negara-negara muslim berdasarkan seberapa konservatif secara sosial, agama dan politik dari populasi negara muslim yang terdapat di dunia muslim.

Pasca reformasi aktivitas kelompok konservatisme agama cenderung aktif, vokal serta agresif dalam mengekspresikan dan menunjukkan identitas keIslamannya. Kelompok konservatif memanfaatkan sarana demokrasi sebagai kesempatan dalam mendorong ideologi Islam baik secara normatif legal-formal, seperti dalam pembentukan peraturan perundang-undangan (UU) atau peraturan daerah (Perda) berbasiskan pada kebijakan yang bercorak konservatisme agama. Krisis multidimensi yang menimpa kehidupan masyarakat sejak rezim Orde Baru dimanfaatkan oleh kaum Islamis sebagai pijakan yang rasional untuk kembali kepada ajaran Islam sebagai solusi krisis bangsa. Peluang politik dari pergantian rezim Orde Baru menuju reformasi telah dimanfaatkan oleh berbagai kelompok konservatif dalam menunjukkan identitasnya yang mempunyai agenda sosial politik tertentu dalam kehidupan masyarakat.

Konservatisme yang melanda masyarakat muslim Indonesia pasca Orde Baru tidak hanya dalam ranah pemahaman keagamaan, akan tetapi juga dalam aspek munculnya organisasi Islam baru yang bercorak konservatif. Kombinasi pemahaman konservatif Islam dan gerakan kelompok konservatisme Islam sama-sama mempunyai agenda Islamisasi di ruang publik yang pada akhirnya melahirkan masyarakat sipil konservatif.


Detail:
Judul: Gerakan Konservatisme Islam Lokal di Sumatera Barat Pasca Orde Baru
Penulis: Zulfadli
Editor : -
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2024
Halaman: viii + 276 hlm .; ukuran buku 23 cm x 15.5 cm
ISBN: 978-623-5448-66-4


Wednesday, May 15, 2024

Nilai-nilai Hukum Islam dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Buku ini membahas integrasi nilai-nilai hukum Islam dalam UndangUndang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia, dengan fokus pada tiga permasalahan utama: (1) bagaimana nilai-nilai hukum Islam terakomodasi dalam KUHP, (2) bagaimana implementasi nilai-nilai tersebut dalam undang-undang, dan (3) bagaimana undang-undang mengakomodasi Maqasid al-Shariah.

Dalam buku ini bahwa KUHP baru telah mengadopsi prinsip-prinsip keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan yang sesuai dengan nilai-nilai universal dalam Islam, seperti proporsionalitas dan keadilan dalam hukuman dan sanksi.  Selanjutnya, KUHP memperlihatkan adopsi pendekatan yang lebih rehabilitatif daripada punitif, yang mendukung prinsip perbaikan dan pencegahan kejahatan sesuai dengan ajaran Islam. Implementasi Maqasid al-Shariah juga terlihat melalui upaya-upaya dalam melindungi aspek-aspek agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta, serta menimbang kebutuhan masyarakat yang beragam.

Dalam buku ini bahwa KUHP Indonesia telah berusaha mengintegrasikan nilai-nilai hukum Islam dalam kerangka hukum modern, menghasilkan sintesis hukum yang menawarkan keadilan dan kemanusiaan yang lebih besar, serta menyediakan dasar bagi implementasi yang lebih inklusif dan adil dari hukum pidana di Indonesia.

Detail:
Judul: Nilai-nilai Hukum Islam dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Penulis: Rona Apriana Fajarwati
Editor : -
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2024
Halaman: viii + 282 hlm .; ukuran buku 23 cm x 15.5 cm
ISBN: 978-623-5448-65-7


Tuesday, April 2, 2024

Kematangan Spiritual dan Kompetensi Toleransi: Menakar Peran dan Tantangan FKUB DKI Jakarta

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dibentuk berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 atas dorongan untuk menangani tingginya konflik agama di masyarakat. FKUB memiliki empat tugas utama yakni (1) melakukan dialog dengan para pemimpin dan pengikut agama, (2) menampung aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat, (3) menyalurkan aspirasi-aspirasi tersebut sebagai bahan kebijakan kepada daerah dan (4) sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. 

FKUB merupakan tambatan sekaligus aktor penting dalam harmoni umat beragama di tanah air. Segala proses dinamika keagamaan dan tradisi kebudayaan bangsa Indonesia yang ada di dalamnya perlu dibaca dalam perspektif diri spiritualitas. Pengurus FKUB dalam perannya yang mengemuka dari kaidah welas-asih atau resiprokal ialah menjaga iman masing-masing tanpa mengurangi hak dasar bagi pemeluk agama lain. Pada pola intra agama, mereka harus mampu untuk memberikan ruang pada penganut sekte lain atau aliran keagamaannya. Bahwa di dalamnya terjadi reduksi dan atau optimalisasi atas spiritualitas, itu yang perlu dikaji dan diketahui serta dilakukan bersama.

Konsideran pembentukan FKUB dalam aturannya menyebutkan bahwa kerukunan umat beragama merupakan bagian penting dari kerukunan nasional. Dalam konteks ini, konflik antar dan inter agama serta intoleransi telah lama muncul sebagai permasalahan krusial di Indonesia.

Detail:
Judul: Kematangan Spiritual dan Kompetensi Toleransi: Menakar Peran dan Tantangan FKUB DKI Jakarta
Penulis: Eno Syafrudien
Editor : R. Cecep Romli
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2024
Halaman: viii +208 hlm.; 17 x 24,5 cm
ISBN: 978-623-5448-64-0



Jalan Pulang: Konsep Taubat dalam Cahaya Al-Qur'an

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba kompleks, manusia seringkali terjebak dalam lingkaran dosa dan kekhilafan. Meski kita beru...