Hadis dalam pandangan umat Islam menempati posisi kedua sebagai sumber dalil pokok setelah al-Qur’an. Selain sebagai penjelas dan penafsir al-Qur’an, urgensinya menjadi semakin nyata karena ia juga berfungsi sebagai pembuat hukum yang independen layaknya al-Qur’an itu sendiri. Hal ini karena pembawa hadis yakni Rasulullah saw diberi wewenang langsung oleh Allah swt untuk menjelaskan dan menafsirkan kehendak Allah melalui wahyu yang diterimanya. dari malaikat Jibril as. Berdasarkan hal ini, umat Islam tidak hanya mengambil hadis sebagai dalil dan sumber dalam pembentukan tasyrī’, namun juga menjadikannya sebagai satu hal yang tak dapat dipisahkan dalam kepentingan istidlāl dan meyakininya sebagai naṣ yang otoritatif dan kanonik.
Kedudukan hadis yang dinilai sangat penting bagi seluruh kaum muslimin tidak terlepas dari banyaknya perbedaan dalam mengambil, menerima, menginterpretasi dan menangkap makna hadis itu sendiri. Hal ini terjadi karena berbedanya daya tangkap, cara pandang dalam menyikapi teks, rentan waktu, tempat, situasi dan kondisi yang dialami oleh masing-masing pembaca.
Perbedaan tersebut menyebabkan beberapa kelompok, hab maupun firqah yang ada dalam Islam hanya menerima periwayatan hadis yang datang dari anggota kelompok mereka saja dan memilih untuk menolak periwatan dari selain dari mereka. Misalnya kelompok Sunni yang hanya berpegang pada periwayatan yang sesuai dengan aturan main dan kaidah yang telah ditetapkan oleh ulama hadis Sunni, sedangkan golongan Syi’ah hanya menerima hadis periwayatan dari golongan mereka saja. Hal ini salah satunya disebabkan karena Usulul Hadis Syiah berbeda secara signifikan dengan Uṣulul Hadis Sunni sebab Syiah menolak periwayatan hadis kecuali yang berasal dari para aimmah dari kalangan mereka.
Detail:
Judul Buku: Pemahaman Hadis Keutamaan Alī Ibn Abī Ṭālib dalam Pandangan Syiah
Penulis: Jauharatu Nabilah
Editor: -
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2023
Halaman: x + 170 hlm
ISBN: 978-623-5448-31-2
No comments:
Post a Comment