Wednesday, September 21, 2022

Penanggulangan terhadap Patologi Digital Melalui Pendidikan Ruhani Berbasis Alqur’an

Penanggulangan terhadap Patologi Digital Melalui Pendidikan Ruhani Berbasis Alqur’an



Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, setidaknya sejak masa renaissance dan aufklarung. Ternyata di samping memberikan dampak positif juga melahirkan dampak negatif, seperti sekulerisme, hedonisme, meterialisme, individualisme serta keterasingan yang melanda diri umat manusia. Hal ini sebagai akibat dari modernisasi yang disokong oleh ‘ilmu pengetahuan’ yang bermuara pada rasionalisme secara berlebihan (mendewakan akal) dan berujung pada ‘penyepelean’ peran-fungsi agama hingga lahir paham sekulerisme. Media teknologi berperan dalam membentuk cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Media yang telah membuat “Jalan bebas hambatan” tidak hanya menciptakan ekonomi global, tetapi ia juga yang mengaburkan batas-batas sosial budaya, karena dunia yang dibangun sekarang ini tidak mungkin dipertahankan kedaulatan atas informasi, sebab “informasi dan alurnya juga meliputi langit bebas, dipergunakan secara bersama-sama. Budaya, sebagai identitas sebuah masyarakat, juga terpengaruh media tersebut.

Kecanggihan teknologi setidaknya telah membantu memutuskan jarak antara makrososial dan mikrososial juga antara makrobudaya dan mikrobudaya. Media membawa tema-tema publik ke dalam lingkungan privat tempat ia memasuki dan dipengaruhi oleh kondisi, orientasi dan kebiasaan lokal. Dunia publik telah dibangun dalam zaman elektronika (media), baik secara teknologi, maupun sosial budaya. Perubahan yang dianut oleh revolusi ini di antaranya bisa dilihat pada digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya. Perubahan signifikan atau juga disebut disruptive era.

Era digital sebagai era yang percepatan informasi, pengetahuan dan berita serta terobosan-terobosan aplikatif lainnya yang tujuannya memudahkan hidup manusia. Dengan era ini manusia dimudahkan segala keperluan, kebutuhan dan aktivitasnya, sehingga waktu mereka bisa efisien dan efektif. Kemudahan dan “kemanjaan” yang diberikan oleh dunia digital, kadangkala membuat manusia lalai, lupa diri terhadap kewajibannya kepada Dzat yang Maha Pencipta, sesama bahkan kepada diri sendiri. Mereka terlalu ‘asyik’ dengan dunia digital (baca: medsos), akibatnya mereka beranggapan dunia digital merupakan alat; media yang canggih yang mampu memenuhi segala kebutuhan sehingga berujung pada sebuah paradigma bahwa meskipun tidak beragama, manusia bisa hidup dan mampu mengatasi segala permasalahannya. Ini yang nantinya akan menimbulkan penyakit spiritual, moral, sosial dan mental yang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu menuntaskannya

Detail: 
Judul Buku: Penanggulangan terhadap Patologi Digital Melalui Pendidikan Ruhani Berbasis Alqur’an
Penulis: Subhan Fadli
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 425 hlm
ISBN: 978-623-5448-17-6



No comments:

Post a Comment

Kematangan Spiritual dan Kompetensi Toleransi: Menakar Peran dan Tantangan FKUB DKI Jakarta

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dibentuk berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8...