Sunday, September 18, 2022

Perbandingan Tafsir Al-Kasysyaf dan Tafsir Safwah Tafasir dalam Menafsirkan Ayat-Ayat Kinayah

Perbandingan Tafsir Al-Kasysyaf dan Tafsir Safwah Tafasir dalam Menafsirkan Ayat-Ayat Kinayah



Al-Qur’an merupakan kitab yang mempunyai nilai sastra tinggi, kendati bukan kitab sastra. Hal ini terlihat dari susunan bahasanya yang fasih dan indah, sehingga tidak ada manusia yang mampu menciptakan bahasa seindah bahasa al-Qur’an, hanya orang-orang yang mempunyai kepandaian yang cukup dalam bidang ilmu sastra yang mampu merasakan keindahannya. Posisi al-Qur’an jika ditinjau dari aspek kebahasaan memuat berbagai keunikan dan kemukjizatan, serta susunan kata dan kalimatnya seperti sifat redaksinya yang singkat tapi sarat makna mampu memuaskan akal dan kalbu. Dengan demikian mu’jizat terbesar berupa al-Quran yang di wahyukan kepada nabi Muhammad memiliki keistimewaan dalam segi bahasa bahkan telah di akui oleh ahli pakar bahasa mulai sejak dulu sampai sekarang.

Kajian kinayah dalam al-Qur’an perlu untuk dikaji dengan kajian secara komprehensp. Tanpa ada kajian-kajian seperti itu, pemahaman terhadap al-Qur’an hanya bermuara pada bentuk teksnya saja (tekstual). Kajian kinayah sangat berperan dalam memahami setiap kalimat yang mengandung kajian uslub kinayah dan pemahaman makna tersirat dalam teks baik berupa teks yang berkitan dengan akidah, hukum islam, sejarah, dan penciptaan alam. Sehingga dengan adanya kajian kinayah akan menghasilkan sebuah pemahaman yang senafas dengan tujuan mulia diturunkannya ayatayat al-Qur’an, dan jauh dari satu pemahaman yang tidak sesuai dengan hukum agama.

Kinayah merupakan teori untuk memahami kalimat sastra pada al-Qur’an. Tentunya kajian kinayah membutuhkan analisis tentang hubungan antara teori sastra Arab dengan interpretasi al-Qur’an13. Orang Arab dulu sangat pandai dalam membuat sastra dengan menggunakan bahasa Arab, oleh karena itu sastra al-Qur’an perlu untuk dijelaskan dengan konsep kinayah yang telah dijelaskan oleh ulama’ tafsir dan ahli ilmu Balaghah, seperti yang dijelaskan ulama’ klasik seperti Abd al-Qahir al-Jurjani (w. 471/1078), dalam kitab Dala ilul I’jaz, ia mengemukakan pembahasan mengenai Kinayah dalam perbedaanya antara Kinayah dan isti’arah disertai dengan uraian mengenai macam macam dan bentuknya dan serta keberadaan Kinayah yang harus di sertai keterangan, dan juga di jelaskan bahwa isti’arah, Kinayah dan majaz merupakan pilar pilar ilmu balaqhah. Dan juga di jelaskan oleh ulama’ kontemporer seperti Ahmad al-Hasyimi (1878-1943), yang dikenal kitabnya dengan kitab Jawahir al-Balaghah.


Detail: 
Judul Buku: Perbandingan Tafsir Al-Kasysyaf dan Tafsir Safwah Tafasir dalam Menafsirkan Ayat-Ayat Kinayah
Penulis: Moh Habibullah
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 199
ISBN: 978-623-5448-16-9


No comments:

Post a Comment

Kematangan Spiritual dan Kompetensi Toleransi: Menakar Peran dan Tantangan FKUB DKI Jakarta

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dibentuk berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8...