Wednesday, January 17, 2018

Religiusitas dan Adversity Quotient

Dalam kehidupan, manusia dipastikan akan mengalami pelbagai kesulitan, ujian dan cobaan dalam hidup. Untuk mengatasi pelbagai kesulitan, manusia harus memiliki ketangguhan untuk mengatasinya. Karena, manusia tidak akan terlepas dari ujian hidup, baik itu ujian yang menyangkut keluarga, lingkungan kerja, ekonomi dan lain sebagainya. Sejatinya ujian adalah sunnatullah, dalam arti setiap manusia pasti akan menghadapi ujian selama hidup di dunia dan Tuhan telah memberikan jalan kebebasan pada manusia untuk menghadapi ujian tersebut berupa jalan keimanan maupun jalan kekufuran.

Kebebasan memilih jalan akan membawa konsekuensi pada tanggung jawab atas apa yang dipilih oleh manusia, karena pada dasarnya manusia telah dianugerahi oleh Tuhan berupa desain kejiwaan yang sempurna. Kompleknya permasalahan cenderung membuat manusia merasa frustasi. Kesulitan yang silih berganti menerpa dalam kehidupan, membawa konsekuensi pada struktur pribadi manusia, dalam arti sanggup atau tidaknya seseorang menanggulangi kesulitan, ujian dan cobaan. Manusia mampu menghadapi ujian karena Tuhan telah menganugerahkan beragam macam potensi, dengan anugerah tersebut idealnya manusia mampu untuk menghadapi ujian dengan baik. Karena ujian tidak hanya menghampiri pada hal-hal yang bersifat tidak menyenangkan, namun juga sebaliknya. Sebagai contoh adalah Qarun, pada saat miskin justru baik namun ketika berada di puncak keberhasilan dan kesuksesan malah gagal dan jatuh pada kekafiran. Dengan demikian, betapapun banyak permasalahan yang ada pasti dapat dilalui dengan baik sepanjang manusia memiliki jiwa yang kuat, akal sehat dan perasaan tawakal kepada Tuhan.

Betapapun besar cobaan ataupun kesulitan yang dihadapi pada dasarnya sedikit jika dibandingkan dengan potensi yang Tuhan anugerahkan kepada manusia. Idealnya, manusia bersyukur atas segala potensi tersebut dan dituntut untuk berjuang dan bersabar dalam mengatasi segala macam kesulitan, cobaan dan ujian. Seperti ujian berupa ketakutan, kegagalan, kekurangan harta dan jiwa, karena Tuhan akan memberikan petunjuk untuk mengatasi kesulitan serta petunjuk jalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini senada dengan Musawi, bahwa untuk menyingkirkan segala halangan, permasalahan dan kesulitan haruslah memupuk kesabaran serta menarik inspirasi dari sistem proses penciptaan.

Detail
Penulis: Eko Oktapiya Hadinata
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2015
Halaman: xiv + 220 hlm
ISBN: 978-602-7775-34-3


Catatan:

silahkan membaca online pada tombol dibawah ini
untuk mengutif gunakan sesuai aturan yang berlaku

semoga buku ini bermanfaat dan menjadi amal baik bagi penulis







No comments:

Post a Comment

Kematangan Spiritual dan Kompetensi Toleransi: Menakar Peran dan Tantangan FKUB DKI Jakarta

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dibentuk berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8...